Segudang manfaat
susu beruang
Mungkin dari
judulnya diantara pembaca pasti ada yang mengira kalau merk susu beruang adalah
susu yang diambil dari perahan susu beruang. Wajar jika ada yang berpikiran
seperti itu, persis seperti aku tempo dulu. Hahaha
Aku pengen
banget ngereview “Bear Band ” karena akhir-akhir ini aku rajin minum susu steril
alias susu beruang. Ada cerita dibalik itu semua.
Pertama kali
aku denger susu beruang itu saat detik-detik acara sidang skripsi, betapa aku
demam panggung, mendadak pusing, pandangan kabur, dan gak bisa konsentrasi. Ada
seseorang yang menyarankan aku tuk meminum susu ini. Akhirnya kuputuskan beli,
dan setelah mencobanya... uekkkk! Rasanya sangat sangat enggak banget menurut
seleraku! Hambar dan bau amis. Aku hanya mencicipinya sedikit, lalu aku berikan
sisanya ke teman yang menyarankanku itu. Kuputuskan meminum air sebanyak
mungkin. Hanya ini cara yang terpikirkan saat itu. Dan alhamdulillah sidang
skripsi berjalan dengan lancar.
Setelah itu aku
tak pernah terpikirkan akan meminum susu beruang lagi. Bahkan saat aku sakit
parah pun, dikasih duit satu juta pun aku tak sudi meminum susu beruang yang
hambar amis dan bikin mual itu. Betapa aku benar-benar tak suka dengan merk
susu satu ini.
Bulan juli
2017, tepat dimana fatihku beranjak satu tahun. Cuacanya memang agak extrem,
angin kencang dan tidak bersahabat buat orang dewasa sekalipun, apalagi anak
kecil. Selama perjalanan setahun fatihku, baru kali ini dia sakit yang lumayan lama.
Selama sepuluh hari anak sekecil itu, mengalami demam diatas 39 derajat plus
batuk yang menyebabkan muntah secara terus menerus. Berat badan turun drastis dari
angka 9.7 kg menjadi 8 kg. Turun sekilo lebih. Aku sudah memeriksakan fatihku
ke 1 bidan dan 2 dokter. Tapi belum kunjung sembuh. Seminggu fatihku sakit, aku
masih bisa menguasai diri tuk tetap tenang dan gak panik. Seorang ibu memang
harus tenang dan gak panik saat anaknya sakit, kalau engga, nanti anaknya
terbawa panik. Meski dalam hati berkecamuk. Hari ke-8 aku tak bisa menguasai
diri tuk tetap tenang. Aku sangat panik, dengan berbagai kekhawatiran yang
berkecamuk dalam benakku saat itu. Dan benar saja, saat aku panik fatihku ikutan
terbawa panik. Fatihku yang tadinya masih mau makan meskipun sakit, hari itu
dia sama sekali gamau makan nasi. Hanya minum asi saja. Tatapan yang kosong,
dan tubuh yang lunglai, lemas karena demam batuk dan muntah yang tak kunjung berhenti.
Fatihku yang masih bisa main meskipun sedang sakit, hari itu dia sama sekali
gamau main. Hanya terbaring lemah diatas kasur. Ratapan tangis saat kuberi obat
membuat siapa saja yang melihat trenyuh. Tapi aku harus memberinya obat. Aku masih
sangat ingat ekspresi fatihku saat itu, sangat mengkhawatirkan!
Setiap ibu
pasti akan mengatakan, lebih baik ibu yang sakit tapi jangan anakku! Bohong kalau
aku tak berfikiran seperti itu juga. Semenjak kehadiran fatihku, aku rela
melakukan apa saja demi anakku. Demi anakku sehat tanpa kurang apapun, demi perkembangan
anakku tanpa terlewati satupun. Aku tiba-tiba teringat saat fatih baru terlahir
pagi yang cerah itu. Dia tidak menangis setelah melihat dunia (nanti aku
buatkan penjelasan mengapa bayi tidak menangis saat baru lahir). Wajahnya putih
bersinar, dan sangat tenang. Bibirnya sangat tipis, dan sangat merah. Ingin sekali
aku mengabadikan moment itu lewat foto, tapi bayi sebelum umur 40 hari tidak
boleh difoto. Efek kamera mengkhawatirkan kesehatan bayi. Dan aku nurut. Tak ada
foto saat fatih belum beranjak 40 hari. Aku yakin sebagian besar ibu muda akan
protes soal aturan ini. Aku sangat yakin. Berat menahan diri tuk tidak
melakukannya, tp akhirnya aku berhasil melewati itu semua. Wajah bayi baru
lahir, dan wajah bayi berumur dua hari itu ternyata berbeda. Mungkin setelah
menyusui wajah bayi kemerah-merahan. Yang jelas saat itu ada rasa penyesalan
kenapa dulu pas baru lahir tidak mencuri foto bayiku. Hahaha tapi rasa
penyesalan itu kubuang jauh2. Inget, demi anak!
Berapa banyak
aturan ibu yang baru melahirkan, dari minum jamu yang sangat pahit sekalipun,
aku minum hingga 40 hari lebih. Dari makan kunyit biar anak ga bau amis, aku
makan! Bayangkan rasa kunyit itu engga enak banget. Dari menyusui bayi jangan
sambil tidur, aku lakukan. Hingga usia 2 bulan, aku engga pernah menyusui
sambil posisi tidur, khawatir ketiduran. Jadi aku lakukan sambil duduk disangga
bantal. Tengah malampun seperti itu. Seorang ibu pasti mengerti perasaan ini. Siangnya,
seorang ibu tidak boleh tidur. Aku turuti. Kebayangkan gimana rasanya. Syahdu banget!
Banyak ibu-ibu muda yang protes soal aturan yang turun temurun itu. Aku sangat
yakin begitu banyak ibu-ibu muda yang protes dan gamau nuruti semua aturan itu
dan beralibi, “itu semua gak masuk akal”, “kata bidan boleh kok
kenapa kata ibu pamali”.
Ingat pepatah
ini “jika kamu ingin mengisi air dalam bejana, kosongkan terlebih dahulu,
pindahkan dahulu kebejana yang lain. Supaya bejana itu terisi air sepenuhnya. Jika
tidak, maka air akan berjatuhan”
Pepatah ini aku
maknai jika kamu ingin belajar, jangan pernah merasa pintar. Jika kamu merasa
pintar, kamu tak akan mendapatkan apa-apa dari belajarmu.
Menjadi seorang
ibu adalah hal baru bagiku, yang hanya sarjana S1 pendidikan bahasa arab. Tahu apa
aku soal mendidik anak? Parenting?
Bersambung dulu
deh sekarang dah jam 01.14. nanti dilanjut lagi... hehehe